apa itu STRES...????
Stres adalah suatu reaksi tubuh yang dipaksa, di mana ia
menganggu equilibrium (homeostasis) fisiologi
normal (Julie K., 2005). Stres adalah
gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan
kehidupan, yang dipengaruhi oleh lingkungan maupun penampilan individu di dalam
lingkungan (Sunaryo, 2004). Stres mengacu pada peristiwa yang dirasakan
membahayakan kesejahteraan fisik dan psikologis
seseorang (Atkinson, 2000).
Lazarus
(1984) dalam Nasution (2007) menjelaskan bahwa stres juga dapat diartikan
sebagai :
Stimulus, yaitu
stres merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang menimbulkan stres atau
disebut juga dengan stresor.
Respond, yaitu stres merupakan suatu respon atau reaksi individu yang
muncul karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stres. Respon yang muncul
karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stres. Respon yang muncul dapat
secara fisiologis, seperti : jantung
berdebar, gemetar dan pusing serta psikologis, seperti : takut, cemas,
sulit berkonsentrasi dan mudah tersinggung.
Procces, yaitu stres digambarkan sebagai suatu proses dimana individu
secara aktif dapat mempengaruhi dampak stres melalui strategi tingkah laku,
kognisi maupun afeksi.
Penggolongan
Stres
Han Selye
dalam Nasution 2007 menggolongkan stress menjadi dua berdasarkan persepsi
individu terhadap stress yang dialaminya.
-
Distress (stres
negatif)
Selye
menyebutkan distress merupakan stres
yang merusak atau bersifat tidak
menyenangkan. Stres dirasakan
sebagai suatu keadaan
dimana individu mengalami rasa
cemas, ketakutan, khawatir,
atau gelisah. Sehingga
individu mengalami keadaaan psikologis yang negatif, menyakitkan, dan
timbul keinginan untuk menghindarinya.
-
Eustress (stres
positif)
Selye
menyebutkan bahwa eustress bersifat
menyenangkan dan merupakan pengalaman yang memuaskan. Hanson (dalam dalam Nasution,
2007) mengemukakan frase joy of stress
untuk mengungkapkan hal-hal yang bersifat positif yang timbul dari adanya
stres. Eustress dapat meningkatkan kesiagaan mental, kewaspadaan, kognisi, dan performansi individu. Eustress juga dapat meningkatkan
motivasi individu untuk menciptakan sesuatu, misalnya menciptakan karya
Faktor pembentuk stress atau stressor
Menurut Lazarus
& Folkman (dalam Nasution, 2007) kondisi
fisik, lingkungan dan sosial yang merupakan penyebab dari kondisi stres
disebut dengan stressor. Istilah stresor diperkenalkaan pertama kali oleh
Han Selye. Situasi, kejadian, atau objek
apapun yang menimbulkan tuntutan dalam tubuh dan penyebab reaksi psikologis ini
disebut stressor (Berry
dalam Nasution, 2007). Stressor dapat berwujud atau berbentuk fisik, seperti polusi udara dan
dapat juga berkaitan dengan lingkungan sosial, seperti interaksi sosial.
Pikiran ataupun perasaan individu
sendiri yang dianggap
sebagai suatu ancaman baik yang nyata maupun imajinasi
dapat juga menjadi stressor.
Lazarus & Cohen (dalam Nasution, 2007)
mengklasifikasikan stressor ke dalam
tiga kategori, yaitu :
a)
Cataclysmic events
Fenomena besar atau tiba-tiba terjadi, kejadian-kejadian penting
yang mempengaruhi banyak orang, seperti bencana alam.
b)
Personal stressors
Kejadian-kejadian
penting yang mempengaruhi
sedikit orang atau sejumlah orang tertentu, seperti krisis
keluarga.
c)
Background stressors
Pertikaian atau permasalahan
yang biasa terjadi
setiap hari, seperti masalah dalam pekerjaan dan rutinitas
pekerjaan.
Beberapa jenis-jenis stresor psikologis (dirangkum dari Folkman, 1984, Coleman, 1984 serta Rice,
1992 dalam Nasution, 2007) yaitu :
a)
Tekanan (pressures)
Tekanan terjadi karena
adanya suatu tuntutan untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu maupun
tuntutan tingkah laku tertentu. Secara umum tekanan mendorong
individu untuk meningkatkan performa, mengintensifkan usaha atau
mengubah sasaran tingkah laku. Tekanan sering ditemui dalam kehidupan
sehari-hari dan memiliki bentuk yang berbeda-beda pada
setiap individu. Tekanan
dalam beberapa kasus tertentu dapat menghabiskan
sumber-sumber daya yang dimiliki dalam proses pencapaian sasarannya, bahkan
bila berlebihan dapat mengarah pada perilaku maladaptive. Tekanan dapat berasal dari sumber internal atau eksternal
atau kombinasi dari keduanya. Tekanan internal
misalnya adalah sistem nilai, self esteem, konsep diri dan komitmen personal. Tekanan eksternal misalnya berupa tekanan waktu atau peran yang harus
dijalani seseorang, atau juga dapat berupa kompetisi dalam kehidupan
sehari-hari di masyarakat
antara lain dalam
pekerjaan, sekolah dan mendapatkan pasangan hidup.
b)
Frustrasi
Frustrasi dapat terjadi
apabila usaha individu untuk mencapai sasaran tertentu mendapat
hambatan atau hilangnya
kesempatan dalam mendapatkan hasil
yang diinginkan. Frustrasi
juga dapat diartikan sebagai efek psikologis terhadap
situasi yang mengancam,
seperti misalnya timbul reaksi marah, penolakan maupun depresi.
c)
Konflik
Konflik terjadi ketika
individu berada dalam tekanan
dan merespon langsung
terhadap dua atau
lebih dorongan, juga
munculnya dua kebutuhan maupun
motif yang berbeda dalam waktu bersamaan. Ada 3 jenis konflik yaitu :
-
Approach-approach conflict, terjadi apabila individu harus memilih satu diantara dua
alternatif yang sama-sama disukai, misalnya saja seseorang yang sulit menentukan keputusan diantara dua pilihan
karir yang sama-sama diinginkan. Stres
muncul akibat hilangnya kesempatan untuk menikmati alternatif yang tidak
diambil. Jenis konflik ini biasanya sangat mudah dan cepat diselesaikan.
-
Avoidance-avoidance conflict, terjadi bila individu diharapkan pada dua pilihan yang sama-sama
tidak disenangi, misalnya wanita muda yang hamil diluar nikah, di satu sisi ia
tidak ingin aborsi tapi disisi lain
ia belum mampu
secara mental dan
finansial untuk membesarkan
anaknya nanti. Konflik jenis ini lebih sulit diputuskan dan memerlukan
lebih banyak tenaga
dan waktu untuk menyelesaikannya karena
masing-masing alternatif memiliki konsekuensi yang tidak
menyenangkan.
-
Approach-avoidance conflict, adalah situasi di mana individu merasa tertarik sekaligus
tidak menyukai atau
ingin menghindar dari seseorang atau suatu objek yang sama,
misalnya seseorang yang berniat berhenti
merokok, karena khawatir merusak kesehatannya tetapi ia tidak dapat
membayangkan sisa hidupnya kelak tanpa rokok. Berdasarkan pengertian
stresor diatas dapat
disimpulkan kondisi fisik, lingkungan dan sosial yang merupakan
penyebab dari kondisi stres.
Pengukuran
Tingkat Stres
Tingkat dan intensitas stres dapat
diukur dengan skala HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale).
Skala HARS merupakan pengukuran stres yang didasarkan pada munculnya symptom
pada individu yang mengalami kecemasan. Menurut skala HARS terdapat 14 syptoms
yang nampak pada individu yang mengalami kecemasan. Setiap item yang
diobservasi diberi 5 tingkatan skor antara 0 (Nol Present) sampai dengan
4 (severe).
Skala HARS pertama kali digunakan pada
tahun 1959, yang diperkenalkan oleh Max Hamilton dan sekarang
telah menjadi standar dalam pengukuran stress dan kecemasan terutama pada
penelitian trial clinic. Skala HARS telah dibuktikan memiliki
validitas dan reliabilitas cukup tinggi untuk melakukan pengukuran kecemasan
pada penelitian trial clinic yaitu 0,93 dan 0,97. Kondisi ini
menunjukkan bahwa pengukuran kecemasan dengan menggunakan skala HARS akan
diperleh hasil yang valid dan reliable.
Skala HARS seperti yang dikutip
Nursalam (2003) terdiri dan 14 item, meliputi:
a)
Perasaan
Cemas : firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah tensinggung.
b)
Ketegangan
: merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah terganggu dan lesu.
c)
Ketakutan :
takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila tinggal sendiri dan takut pada
binatang besar.
d)
Gangguan
tidur : sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur tidak pulas dan
mimpi buruk.
e)
Gangguan
kecerdasan : penurunan daya ingat, mudah lupa dan sulit konsentrasi.
f) Perasaan
depresi : hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hoby, sedih, perasaan
tidak menyenangkan sepanjang hari.
g)
Gejala somatik:
nyeri otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara tidak stabil dan kedutan otot.
h) Gejala sensorik: perasaan ditusuk-tusuk,
penglihatan kabur, muka merah dan pucat serta merasa lemah.
i) Gejala
kardiovaskuler: takikardi, nyeri di dada, denyut nadi mengeras dan detak
jantung hilang sekejap.
j) Gejala
pemapasan : rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering menarik napas
panjang dan merasa napas pendek.
k) Gejala gastrointestinal:
sulit menelan, obstipasi, berat badan menurun, mual dan muntah, nyeri lambung
sebelum dan sesudah makan, perasaan panas di perut.
l) Gejala urogenital : sering keneing, tidak dapat
menahan keneing, aminorea, ereksi lemah atau impotensi.
m)
Gejala vegetatif : mulut kering, mudah
berkeringat, muka merah, bulu roma berdiri, pusing atau sakit kepala.
n) Perilaku
sewaktu wawancara : gelisah, jari-jari gemetar, mengkerutkan dahi atau kening,
muka tegang, tonus otot meningkat dan napas pendek dan cepat
"Sholat yang khusuk akan menenangkanmu, melepasmu dari segala tekanan..."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar