Jumat, 19 Oktober 2012

apa itu STRES...????


 apa itu STRES...????



Stres adalah suatu reaksi tubuh yang dipaksa, di mana ia menganggu equilibrium (homeostasis) fisiologi normal (Julie K., 2005). Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi oleh lingkungan maupun penampilan individu di dalam lingkungan (Sunaryo, 2004). Stres mengacu pada peristiwa yang dirasakan membahayakan kesejahteraan fisik dan psikologis seseorang (Atkinson, 2000).  
 Lazarus (1984) dalam Nasution (2007) menjelaskan bahwa stres juga dapat diartikan sebagai :
Stimulus, yaitu stres merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang menimbulkan stres atau disebut juga dengan stresor.
Respond, yaitu stres merupakan suatu respon atau reaksi individu yang muncul karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stres. Respon yang muncul karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stres. Respon yang muncul dapat secara fisiologis, seperti : jantung berdebar, gemetar  dan  pusing  serta  psikologis,  seperti : takut,  cemas,  sulit berkonsentrasi dan mudah tersinggung.
Procces, yaitu stres digambarkan sebagai suatu proses dimana individu secara aktif dapat mempengaruhi dampak stres melalui strategi tingkah laku, kognisi maupun afeksi

Penggolongan Stres
Han Selye dalam Nasution 2007 menggolongkan stress menjadi dua berdasarkan persepsi individu terhadap stress yang dialaminya.
-          Distress (stres negatif)
Selye menyebutkan distress merupakan stres yang merusak atau bersifat tidak  menyenangkan.  Stres  dirasakan  sebagai  suatu  keadaan  dimana  individu mengalami  rasa  cemas,  ketakutan,  khawatir,  atau  gelisah.  Sehingga  individu mengalami keadaaan psikologis yang negatif, menyakitkan, dan timbul keinginan untuk menghindarinya.
-          Eustress (stres positif)
Selye menyebutkan bahwa eustress bersifat menyenangkan dan merupakan pengalaman yang memuaskan. Hanson (dalam dalam Nasution, 2007) mengemukakan frase joy of stress untuk mengungkapkan hal-hal yang bersifat positif yang timbul dari adanya stres.  Eustress  dapat  meningkatkan kesiagaan mental, kewaspadaan, kognisi, dan performansi individu. Eustress juga dapat meningkatkan motivasi individu untuk menciptakan sesuatu, misalnya menciptakan karya

Faktor  pembentuk stress atau stressor
Menurut  Lazarus  &  Folkman (dalam  Nasution, 2007)  kondisi  fisik, lingkungan dan sosial yang merupakan penyebab dari kondisi stres disebut dengan stressor. Istilah stresor diperkenalkaan pertama kali oleh Han Selye.  Situasi, kejadian, atau objek apapun yang menimbulkan tuntutan dalam tubuh dan penyebab reaksi psikologis ini disebut stressor (Berry dalam Nasution, 2007). Stressor dapat berwujud atau berbentuk fisik, seperti polusi udara dan dapat juga berkaitan dengan lingkungan sosial, seperti interaksi  sosial.  Pikiran ataupun  perasaan  individu  sendiri  yang dianggap sebagai  suatu  ancaman baik yang nyata maupun imajinasi dapat juga menjadi stressor.
Lazarus & Cohen (dalam Nasution, 2007) mengklasifikasikan stressor ke dalam tiga kategori, yaitu :
a)      Cataclysmic events
Fenomena besar atau tiba-tiba terjadi, kejadian-kejadian penting yang mempengaruhi banyak orang, seperti bencana alam.
b)      Personal stressors
Kejadian-kejadian  penting  yang  mempengaruhi  sedikit  orang  atau sejumlah orang tertentu, seperti krisis keluarga.
c)      Background stressors
Pertikaian  atau  permasalahan  yang  biasa  terjadi  setiap  hari,  seperti masalah dalam pekerjaan dan rutinitas pekerjaan.
Beberapa jenis-jenis stresor psikologis (dirangkum dari Folkman, 1984, Coleman, 1984 serta Rice, 1992 dalam Nasution, 2007) yaitu :
a)      Tekanan (pressures)
Tekanan terjadi karena adanya suatu tuntutan untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu maupun tuntutan tingkah laku tertentu. Secara umum tekanan   mendorong   individu   untuk   meningkatkan   performa, mengintensifkan usaha atau mengubah sasaran tingkah laku. Tekanan sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki bentuk yang berbeda-beda  pada  setiap  individu.  Tekanan  dalam  beberapa  kasus tertentu dapat menghabiskan sumber-sumber daya yang dimiliki dalam proses pencapaian sasarannya, bahkan bila berlebihan dapat mengarah pada perilaku maladaptive. Tekanan dapat berasal dari sumber internal atau eksternal atau kombinasi dari keduanya. Tekanan internal misalnya adalah sistem nilai, self esteem, konsep diri dan komitmen personal. Tekanan eksternal misalnya berupa tekanan waktu atau peran yang harus dijalani seseorang, atau juga dapat berupa kompetisi dalam kehidupan sehari-hari  di  masyarakat  antara  lain  dalam  pekerjaan,  sekolah  dan mendapatkan pasangan hidup.
b)      Frustrasi
Frustrasi dapat terjadi apabila usaha individu untuk mencapai sasaran tertentu   mendapat  hambatan  atau  hilangnya  kesempatan  dalam mendapatkan  hasil  yang  diinginkan.  Frustrasi  juga  dapat  diartikan sebagai  efek  psikologis  terhadap  situasi  yang  mengancam,  seperti misalnya timbul reaksi marah, penolakan maupun depresi.
c)      Konflik
Konflik terjadi  ketika  individu  berada  dalam tekanan  dan merespon langsung  terhadap  dua  atau  lebih  dorongan,  juga  munculnya  dua kebutuhan maupun motif yang berbeda dalam waktu bersamaan. Ada 3 jenis konflik yaitu :
-          Approach-approach conflict, terjadi apabila individu harus memilih satu diantara dua alternatif yang sama-sama disukai, misalnya saja seseorang yang sulit  menentukan keputusan diantara dua pilihan karir  yang sama-sama diinginkan. Stres muncul akibat hilangnya kesempatan untuk menikmati alternatif yang tidak diambil. Jenis konflik ini biasanya sangat mudah dan cepat diselesaikan.
-          Avoidance-avoidance conflict, terjadi bila individu diharapkan pada dua pilihan yang sama-sama tidak disenangi, misalnya wanita muda yang hamil diluar nikah, di satu sisi ia tidak ingin aborsi tapi disisi lain   ia   belum   mampu  secara  mental  dan  finansial  untuk membesarkan anaknya nanti. Konflik jenis ini lebih sulit diputuskan dan   memerlukan  lebih   banyak   tenaga   dan   waktu   untuk menyelesaikannya   karena   masing-masing   alternatif   memiliki konsekuensi yang tidak menyenangkan.
-   Approach-avoidance conflict, adalah situasi di mana individu merasa tertarik  sekaligus  tidak  menyukai  atau  ingin  menghindar  dari seseorang atau suatu objek yang sama, misalnya seseorang yang berniat  berhenti merokok, karena khawatir merusak kesehatannya tetapi ia tidak dapat membayangkan sisa hidupnya kelak tanpa rokok. Berdasarkan  pengertian  stresor  diatas  dapat  disimpulkan  kondisi  fisik, lingkungan dan sosial yang merupakan penyebab dari kondisi stres.

 

Pengukuran Tingkat Stres
Tingkat dan intensitas stres dapat diukur dengan skala HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale).  Skala HARS merupakan pengukuran stres yang didasarkan pada munculnya symptom pada individu yang mengalami kecemasan. Menurut skala HARS terdapat 14 syptoms yang nampak pada individu yang mengalami kecemasan. Setiap item yang diobservasi diberi 5 tingkatan skor antara 0 (Nol Present) sampai dengan 4 (severe).
Skala HARS pertama kali digunakan pada tahun 1959, yang diperkenalkan oleh Max Hamilton dan sekarang telah menjadi standar dalam pengukuran stress dan kecemasan terutama pada penelitian trial clinic.  Skala HARS telah dibuktikan memiliki validitas dan reliabilitas cukup tinggi untuk melakukan pengukuran kecemasan pada penelitian trial clinic yaitu 0,93 dan 0,97. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengukuran kecemasan dengan menggunakan skala HARS akan diperleh hasil yang valid dan reliable.
Skala HARS seperti yang dikutip Nursalam (2003) terdiri dan 14 item, meliputi:
a)            Perasaan Cemas : firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah tensinggung.
b)            Ketegangan : merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah terganggu dan lesu.
c)            Ketakutan : takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila tinggal sendiri dan takut pada binatang besar.
d)           Gangguan tidur : sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur tidak pulas dan mimpi buruk.
e)            Gangguan kecerdasan : penurunan daya ingat, mudah lupa dan sulit konsentrasi.
f)      Perasaan depresi : hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hoby, sedih, perasaan tidak menyenangkan sepanjang hari.
g)            Gejala somatik: nyeri otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara tidak stabil dan kedutan otot.
h)       Gejala sensorik: perasaan ditusuk-tusuk, penglihatan kabur, muka merah dan pucat serta merasa lemah.

i)           Gejala kardiovaskuler: takikardi, nyeri di dada, denyut nadi mengeras dan detak jantung hilang sekejap.
j)      Gejala pemapasan : rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering menarik napas panjang dan merasa napas pendek.
k)      Gejala gastrointestinal: sulit menelan, obstipasi, berat badan menurun, mual dan muntah, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan panas di perut.
l)         Gejala urogenital : sering keneing, tidak dapat menahan keneing, aminorea, ereksi lemah atau impotensi.
m)        Gejala vegetatif : mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, bulu roma berdiri, pusing atau sakit kepala.
n)         Perilaku sewaktu wawancara : gelisah, jari-jari gemetar, mengkerutkan dahi atau kening, muka tegang, tonus otot meningkat dan napas pendek dan cepat

"Sholat yang khusuk akan menenangkanmu, melepasmu dari segala tekanan..."


Tidak ada komentar:

Header Ad Banner

Adsense Indonesia Adsense Indonesia Adsense Indonesia Adsense Indonesia Adsense Indonesia Adsense Indonesia