Jumat, 19 Oktober 2012

Konsep dasar ROKOK...



Konsep dasar ROKOK...

 
a)      Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya (WHO, 2012).
 
b)      Perilaku Merokok
1)      Pengertian
merokok adalah aktivitas individu yang berhubungan dengan perilaku merokok yang diukur melalui intensitas merokok, waktu merokok dan fungsinya pada kehidupan sehari-hari (Komalasari dan Helmi, 2000).
Menurut Amstrong (1990) dalam Nasution (2007) merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar kedalam tubuh dan menghembuskannya kembali keluar. perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang berupa membakar dan menghisapnya serta mengeluarkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya (Nasution, 2007).

2)      Tipe Perilaku Merokok
Menurut Leventhal & Clearly dalam Komalasri & Helmi, (2000) terdapat empat tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok, yaitu:
                                                             Tahap Prepatory. Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenagkan mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat atau dari hasil bacaan. Hal-hal ini menimbulkan minat untuk merokok.
                                                             Tahap Initiation. Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan meneruskan atau tidak terhadap perilaku merokok.
                                                           Tahap Becoming a Smoker. Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak empat batang per hari maka mempunyai kecenderungan menjadi perokok.
                                                          Tahap Maintenance of Smoking. Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara pengaturan diri (Self Regulating). Merokok dilakukan untuk meperoleh efek fisiologis yang menyenangkan (Komalasri & Helmi, 2000).


3)      Klasifikasi perokok Berdasarkan Jumlah Rokok Yang Dihisap
Menurut Bustan (dalam Nasution, 2007) jumlah rokok yang dihisap dapat dalam satuan batang, bungkus, pak per hari. Menurut Smet (dalam Komalasri & Helmi, 2000) ada tiga tipe perokok yang dapat diklasifikasikan menurut banyaknya rokok yang dihisap. Tiga tipe perokok tersebut adalah :
-          Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam sehari.
-          Perokok sedang yang menghisap 5-14 batang rokok dalam sehari.
-          Perokok ringan yang menghisap 1-4 batang  rokok dalam sehari

4)      Faktor–faktor yang  mempengaruhi Perilaku Merokok Remaja.
menurut Sarafino (1994) dalam Nasution (2007) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok, yaitu :
                                                                     i.            Faktor biologis
Banyak penelitian menunjukan bahwa nikotin dalam rokok merupakan salah satu bahan kimia yang berperan penting pada ketergantungan merokok.
                                                                  ii.            Faktor psikologis
Merokok dapat bermakna untuk meningkatkan konsentrasi, menghalau rasa kantuk, mengakrabakan suasana sehingga timbul rasa persaudaraan, juga dapat memberikan kesan modern dan berwibawa, sehingga bagi individu yang sering bergaul dengan orang lain, perilaku merokok sulit untuk dihindari. Secara teknis psikologik, stress didefinisikan sebagai Suatu respons penyesuaian seseorang terhadap situasi yang dipersepsinya menantang atau mengancam kesejahteraan orang bersangkutan. Jadi stress merupakan suatu respon fisiologik ataupun perilaku terhadap ‘stressor ‘ hal yang dipandang sebagai menyebabkan cekaman, gangguan keseimbangan (homeostasis), baik internal maupun eksternal Dalam pengertian ini, bisa kita perjelas bahwa stress bersifat subjektif sesuai perspsi orang yang memandangnya. Dengan perkataan lain apa yang mencekam bagi seseorang belum tentu dipersepsi mencekam bagi orang lain.
                                                                 iii.            Faktor lingkungan sosial
Lingkungan sosial berpengaruh terhadap sikap, kepercayaan dan perhatian individu terhadap perokok. Seseorang akan berperilaku merokok dengan memperhatikan lingkungan sosialnya.
                                                                iv.            Faktor demografis
Faktor ini meliputi umur dan jenis kelamin. Orang yang merokok pada usia dewasa semakin banyak akan tetapi pengaruh jenis kelamin zaman sekarang sudah tidak terlalu berperan karena baik pria maupun wanita sekarang sudah merokok.
                                                                  v.            Faktor sosial-kultural
Kebiasaan budaya, kelas sosial, tingkat pendidikan, penghasilan dan gengsi pekerjaan akan mempengaruhi perilaku merokok pada individu
                                                                vi.            Faktor sosial politik 
                                   Menambahkan kesadaran umum berakibat pada langkah-langkah politik yang bersifat melindungi bagi orang-orang yang tidak merokok dan usaha melancarkan kampanye-kampanye promosi kesehatan untukmengurangi perilaku merokok. Merokok menjadi masalah yang bertambah besar di Negara-negara berkembang seperti Indonesia.

 
MEROKOK ITU NGGAK KEREN......!!!!!!!!!!!

Tidak ada komentar:

Header Ad Banner

Adsense Indonesia Adsense Indonesia Adsense Indonesia Adsense Indonesia Adsense Indonesia Adsense Indonesia